Generasi Z, dengarlah! : Jadilah Generasi "Penuntun", bukan "Penuntut"

Disini saya tertarik untuk menarik bahasan tentang Generasi Z, ya alasan lain juga karena saya menjadi bagian dari Generasi Z ini.
Generasi Z merupakan generasi setelah Generasi Y, yang didefenisikan sebagai orang-orang yang lahir dalam rentang tahun kelahiran 1995 sampai 2010.
Generasi Z, atau Gen Z, singkatnya, adalah kelompok demografis yang menggantikan generasi Millenial (atau Gen Y). (Sumber : Wikipedia)
Hemat saya, Generasi Z ini adalah Generasi yg disuguhkan dengan segala kemudahan teknologi. Bisa diartikan bahwa dari mulai lahir sudah tersedia berbagai macam kemudahan untuk menjalani hidup. Internet dan Media Sosial sepertinya sudah menjadi konsumsi sehari-hari yang tak bisa dilepaskan dari bagian hidupnya.
Yang menjadi permasalahan, kondisi saat ini Generasi Z cenderung sedang bergerak ke arah negatif. Kenapa saya beropini seperti ini? Jawabannya adalah karena media hari ini sangat rentan dengan produksi hoax yang liar, dan kita selalu menelan mentah-mentah berita itu sehingga mindset kita mengarah kepada sesuatu yg cenderung menuntut sesuatu yang belum tentu benar adanya.

Saya ambil contoh masalah pilpres kemarin, tak sedikit Gen Z yg mengkonsumsi berita hoax dan ditelan mentah-mentah, lebih mengerikannya lagi jika kita ikut menyebarkan berita hoax itu.
Saya beri contoh satu kasus yang tahun ini beredar, bahwa seorang pelajar berumur 18 tahun berinisial MPA orang Sukabumi, Jawa Barat ditangkap karena menyebarkan berita Hoax dan ujaran kebencian di media sosial miliknya.
Sebabnya dia menelan mentah-mentah berita hoax tersebut dan "terhipnotis" untuk ikut menuntut sesuatu yang disuguhkan menurut berita tersebut.
Hemat saya, Gen Z (hampir) kehilangan arah dalam mewujudkan cita-cita bangsa yang menamakan Generasi Z sebagai Generasi Emas. Dilihat dari peristiwa-peristiwa belakangan ini, Gen Z selalu ikut andil dalam masalah perpecahan yang sedang mencengkeram negeri ini. Kenapa begitu? Karena akar dari perpecahan adalah adanya fitnah/hoax yang dilemparkan oleh satu kubu ke kubu yang lain. Dan fitnahan/hoax itu banyak bersumber di internet/media sosial yang notabene menjadi kebutuhan sehari-hari kita.
Kita sebagai Generasi Z atau Generasi Emas sudah seharusnya menjadi Intermediary actor ditengah keresahan masyarakat. Entah darimana istilah tersebut (intermediary actor), yang jelas saya dengar dalam sebuah acara talkshow beberapa waktu yang lalu. Pemeran penengah, perantara (mungkin semacam calo dalam proses jual beli). Dimana telah terjadi perpecahan diameteral yang nyata. Dari sini kita bisa lihat bahwa kita seharusnya menjadi penengah atau lebih tepatnya penuntun dari dua kubu yang menuai perpecahan ini.
Jika ada yang mencoba mengajak kita untuk ikut serta menuntut sesuatu yang pro kepada salah satu pihak, disitulah momentum kita untuk mengatakan "tidak! Saya hanya ingin menjadi mediasi diantara kedua belah pihak". Dan itu lah hakikat dari kita sebagai "Generasi Penuntun".
Mulai dari sekarang, marilah singsingkan lengan baju untuk menuntun semua elemen kepada kebaikan mulai dari hal kecil dahulu dan kedepankan klarifikasi/tabayyun terhadap segala sesuatu agar tidak ditelan mentah-mentah.
Tunjukan bahwa kita Generasi Emas yang bisa menuntun arah perjuangan bangsa yang besar dan majemuk ini.
Be smart and Be a good Generation!
GENERASI PENUNTUN.
Oleh : Nahzat Azadi Al-Ghifary
(Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Oleh : Nahzat Azadi Al-Ghifary
(Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)
Komentar
Posting Komentar